Thursday, May 19, 2011

Keluhuran Budi Sang Murabbi Agung

Kisah ini telah diceritakan oleh seorang Sheikh kpd ana pd suatu hari ketika makan tengahari bersamanya. Semasa berziarah ke medan Imam Hasan Al-Banna telah berkunjung ke sebuah perkampungan di pedalaman Mesir. Selesai majlis rasmi, beliau didatangi seorang sheikh tua yg miskin menjemput imam berziarah ke rumahnya. Melihat kpd kesungguhan sheikh tersebut imam bersetuju hadir dgn beberapa syarat; antaranya dia seorang sahaja yg masuk ke rumah w/pun ramai yg menghantarnya dan kedua jangan sediakan apa2 hidangan, cukup dgn hanya meminum segelas teh. Sheikh bersetuju lalu imam pun menunaikan janjinya. Apa yg menariknya di sini; apabila imam masuk ke rumah, lalu dihidangkan segelas teh itu... Setiap kali dihirup atau diteguk teh tersebut imam lalu berpaling ke arah sheikh sambil tersenyum, begitulah seterusnya sehingga berbaki sedikit sahaja....sheikh dan isterinya rasa sungguh gembira dan berpuashati. Akhirnya imam meminta izin utk pulang dan tinggallah sheikh dan isterinya dlm keriangan yg tidak terungkapkan. Nabi bersabda bhw sisa mukmin adalah ubat, lalu diambilnya sisa teh yg ditinggalkan imam utk diminum. Alangkah terkejutnya sheikh kerana beliau dapati teh tadi terasa amat masin.....rupa2nya isterinya tersilap, bukan gula yg dicampur ke gelas teh tadi tapi garam rupanya..subhanallaah. Tergambar wajah imam yg mengukir senyum setiap kali diteguk teh baru sekejap tadi. Perasaannya bercampur2 antara rasa simpati dan bersalah serta rasa kagum terhadap sikap imam yg sangat mulia tersebut..

Tuesday, January 25, 2011

TSIQAH DAN I’TIMAD KEPADA ALLAH

Berikut adalah kisah nyata yang pernah disampaikan oleh Syekh Muhammad Hassan, semoga Allah SWT memberkati ilmu dan umurnya

Kisah tentang seorang wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya karena suatu urusan, kepergian yang berkepanjangan.

Wanita tersebut menuturkan:

Saat suami saya pergi, dan ternyata kepergiannya berkepanjangan, saat itu tinggal bersama kami orang tua suami yang sudah sangat berumur dan menderita penyakit yang sudah sangat parah. Dan – Alhamdulillah – kami dikaruniai Allah SWT seorang anak perempuan yang masih kecil. Keluarga kami adalah keluarga yang sangat miskin, jika kami makan siang, maka kami tidak makan malam, dan sebaliknya. Kondisi seperti ini sudah berlangsung lama pada keluarga kami.

Pada suatu malam, saat kami sedang menderita kelaparan dengan sangat berat, tiba-tiba anak perempuannya terkena demam serius, badannya sangat panas, tubuhnya menggigil dengan sangat kuat, padahal bapak mertua juga tidak dalam keadaan yang baik, saya sendiri juga sangat lapar, dan perut sudah berkelit-kelit. Saat itu saya teringat kepada Q.S. An-Naml: 62

أَمَّنْ يُجْيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ ... [النمل : 62]

Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan

Ya, betul, bukankah kami sedang dalam kesulitan dan kesulitan, bukankah kami dalam keadaan lapar, sakit, fakir, kanker, dan … banyak dosa?

Teringat ayat tersebut, saya segera berwudhu, lalu aku basahi potongan kain dengan air, lalu saya tempelkan pada dahi putri saya, maksudnya adalah mengkompress-nya agar panasnya mereda, sebab kami tidak mempunyai es untuk mengkompresnya. Setelah itu aku berdiri untuk melakukan shalat hajat. Selesai shalat, saya berdo’a kepada Allah SWT. Lalu kuganti kain kompres yang telah mongering dengan kain basah yang baru, lalu aku shalat lagi dan berdo’a lagi, begitu seterusnya berulang-ulang aku melakukannya.

Tiba-tiba pintu rumah diketuk orang dan saat saya buka, ternyata seorang dokter berdiri di depan pintu. Dokter? Ya.. yang berdiri di depan pintu adalah seorang dokter yang datang ke rumah kami di tengah malam. Sang dokter bertanya: “Mana putrimu yang sakit itu?”. Sambil menyimpan rasa bingung dan belum hilang rasa terkejut saya, saya menjawab: ‘Ada di dalam. Sang dokter masuk rumah dan langsung memeriksa putri saya. Selesai memeriksa, sang dokter menyuguhkan faktur biaya yang harus kami bayar. Maka saya pun menjawab: “Mohon maaf, karena kami tidak memiliki apa-apa, kami tidak mempunyai uang, kami tidak mempunyai sesuatu apa pun untuk membayar tagihan ini.

Sambil marah sang dokter menjawab: “Kalau memang tidak mempunyai apa-apa, kenapa kamu menelpon kami di tengah malam, sehingga saya tergopoh-gopoh bangun dan berangkat ke tempat ini!”.

Wanita itu menjawab sambil gemetaran karena teringat harus membayar biaya pemanggilan dokter, biaya periksa dan biaya obat: “Mohon maaf dokter, di rumah kami tidak ada telpon!”.

Dengan bingung dokter menjawab: “Bukankah ini rumah si fulan?”

Sang wanita menjawab: “Bukan, si fulan itu adalah tetangga sebelah kami”.

Dokter terdiam sejenak, lalu pergi berpamitan.

Tidak berapa lama dokter itu datang lagi sambil menangis, dan ia berkata: “demi Allah, saya tidak akan keluar dari rumah ini sebelum kami mengetahui kisah kalian, sebab, saat kami datangi rumah si fulan itu, mereka dalam keadaan tidur semua, dan saat kami bangunkan, mereka ternyata tidak memiliki anggota keluarga yang sakit”.

Maka wanita tersebut menceritakan kondisinya secara lengkap, termasuk cerita tentang bagaimana ia memohon kepada Allah SWT, sehingga sang dokter itu tiba.

Segera sang dokter itu pergi lalu kembali lagi dengan membawa makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya, dia juga membawa obat. Lalu ia berkata kepada wanita tersebut: “Nanti setiap bulan insyaAllah aka nada yang datang ke sini untuk memberi kafalah kepada kalian, begitu seterusnya sampai waktu yang Allah SWT kehendaki”.

Sungguh, ini sebuah kisah yang menggambarkan betapa penting tsiqah dan I’timad (bersandar) kepada Allah SWT


Reply

Reply to all

Forward

Invite Musyafa to chat



New window
Print all
Expand all
Collapse all
Forward all
More about...
Allah »
Al Quran »
Wanita »
Suami Istri »
« Back to Inbox

Archive

Report spam

Delete

Move to


Labels


More actions

‹ Newer 26 of 2030 Older ›
Select multiple conversations at once – check the first, then press shift and check the last.
You are currently using 947 MB (12%) of your 7544 MB.
Last account activity: 1 hour ago on this computer. Details
Gmail view: standard | turn off chat | turn off buzz | older contact manager | basic HTML Learn more
©2011 Google - Terms - Privacy Policy - Buzz Privacy Policy - Google Home